Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 19 November 2013

"Sejarah Manusia" bukan "Sejarah Tulang Manusia"

"Sejarah Manusia" bukan "Sejarah Tulang Manusia"
Oleh: Ririn_AR




Manusia adalah seonggok daging yang dibalut dengan tulang, dan tulang kemudian dibalut daging. Begitulah kiranya unsur fisik yang ada dalam konsep manusia. Namun jika hanya aspekfisik saja yang ada, maka sangat tidak mungkin manusia akan mampu berdiri menopang tubuhnya dengan segenap nafasnya. Maka dari itu diperlukan aspek nonfisik yang terdapat di dalam tubuh manusia, yaitu "Ruh" yang memberi kehidupan bagi manusia. Dalam islam , konsep terjadinya manusia tertuang dalam Q.S. Al-Mu'minun. Di sinilah dijelaskan bahwa proses kejadian manusia berasal dari intisari tanah, lalu menjadi mani, dari mani menjadi segumpal darah, dari segumpal darah menjadi segumpal daging yang dibalut tulang dan tulang yang dibalut daging, lalu setelah mencapai 40 hari lamanya ditiupkan ruh pada janin tersebut oleh Allah SWT. dan lahirlah menjadi makhluk, setelah itu dimatikan oleh Allah SWT. kemudian pada hari kiamat dibangkitkan kembali oleh Allah SWT. Seperti itulah sejarah manusia yang digambarkan dalam Al-Qur'an al-Karim.


Dalam pengajaran Biologi dan ilmu sejarah, di sekolah-sekolah misalnya, masih dijumpai penggunaan teori "evolusi" Darwin sebagai basis analisis mencari asal-usul manusia. Berangkat dari pandangan alam terhadap manusia yang sangat sekuler dan materialistis, para ilmuan Barat menolak menggunakan Kitab Suci sebagai sumber ilmu. Mereka lalu menolehke anggapan adanya sosok manusia purba yang menjadi jembatan evolusi makhluk tertentu ke manusia. Cara pendidikn sekuler seperti ini jelas mengabaikan konsep dasar Islam tentang manusia yang meletakkan unsur "Ruh" sebagai faktor esensial pada manusia. Mereka hanya menelusuri sejarah manusia dari unsur fisik manusia, yaitu unsur daging dan tulang. Karena yang tersisa hanya tulang belulang, maka yang diteliti sebenarnya adalah "sejarah tulang manusia" bukan "Sejarah manusia".

Kemudian diijelaskan juga dalam Al-Qur'an, fase sejarah manusia yang terpenting adalah saat manusia berada di alam arwah dan membuat ikatan perjanjian dengan Allah SWT. Sebagaimana dijelaskan dalam (7:172). Ketika itu, Allah bertanya kepada para arwah, "Alastu birabbikum?"(Apakah aku Tuhanmu?) dan mereka menjawab, "Qaaluu balaa syahidnaa"(Benar, kami menjadi saksi!). Jika manusia tahu asal-usulnya yang sebenarnya, maka dia akan merindukan derajat ma'rifatullah, dia rindu untuk selalu dekat dengan Allah. Inilah fase sejarah yang penting untuk dipahami manusia, sehingga tujuan diciptakannya manusia tercapai; manusia mengenal Allah dan bersemangat untuk beribadah kepada_Nya. Sedangkan dari worldview sekular dan epistemologi, mereka menolak wahyu sebagai sumber ilmu. Akibatnya lahirlah ilmu pengetahuan tentang sejarah manusia yang merusak manusia itu sendiri. Mereka para ilmuan sekular menumpukkan pencarian asal-usul alam semesta dan manusia semata-mata berdasarkan sumber "indra" (positifisme) dan sumber akal (rasionalisme). Akibatnya, pikiran, waktu, dan tenaga yang luar biasa besarnya bersifat rasional spekulatif, dan tidak membawa dampak positif besar bagi kehidupan manusia, dibandingkan dengan banyaknya umat manusia yang masih hidup dalam penderitaan.

Jadi, demikianlah sekelumit mengenai sejarah manusia. Sebagai umat muslim, sudah seharusnya kita berpegang teguh kepada kaidah-kaidah Islam yang berada dalam Al-Qur'an dan Hadis Rasul. Betapa indahnya Islam, sehingga bukan saja Islam mengatur kaitannya dengan Rabbul 'Arsy (:hubungan vertikal), tetapi Islam juga mengatur perihal kehidupan manusia(:hubugan horizontal) begitupun juga kaitannya dengan alam. Dalam Islam, kosep tersebut dikenal dengan hablum min Allah, hablum min nas, hablum min 'alam. Ketiga unsur ini sangat berpengaruh dalam peningkatan kualitas diri seorang manusia sebagai hamba Allah dan sebagai khalifah. Atas dasar wahyu Allah, manusia sudah diberikan bekal segala pengetahuan (alam semesta) yang sudah terkandung di dalam Al Qur'an Al Karim. Tinggal bagaimana manusia itu sendiri mampu memberdayakan anugera (akal) yang Allah berikan dalam rangka kesejahteraan umat manusia.

Berhati-hatilah sahabat, jika kamu mempelajari beberapa konsep ilmu fersi Barat. Mempelajarinya adalah bagus, namun menuangkannya ke dalam fersi Islam dengan berpegang teguh pada kaidah-kaidah Islam jauh lebih bagus dan bermanfaat. Sehingga sampai saat ini, banyak kalangan pemikir Islam yang mengislamisasikan berbagai konsep ilmu yang berasal dari Barat. Hal ini dikarenakan adanya kekhawatiran dari berbagai tokoh pemikir islam akan ketidaksadaran umat muslim yang mempelajarinya kemudian ia yakin akan sesuatu yang dia pelajari dengan secara mentah-mentah ia terima konsep tersebut dan lebih parahnya lagi jika kosep yang notabene berasal dari Barat tersebut dijadikan landasan berpijak, padahal beberapa konsep tersebut banyak yang menolak agama sebagai sumber ilmu dan tidak mempertimbangkan moral dan akhlak si pemikir pembuat konsep ilmu tersebut. Maka dengan demikian umat muslim tersebut telah murtad tanpa ia sadari, bahaya sekali yah. Kemudian contoh yang terkait yaitu mengenai sesuatu hal sangat urgen sekali menurut saya yaitu konsep "Sejarah manusia" sebagaimana telah dijelaskan di atas.

Terimakasih telah meluangkan waktu sahabat untuk membaca sejenak artikel ini, semoga bermanfaat,amiin.

Salam ukhwah admin^^


            *RAR*


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mudah-mudahan bermanfaat

 

Blogger news

Apa yang anda pikirkan tentang blog ini?