"Sejarah Manusia" bukan "Sejarah Tulang
Manusia"
Oleh: Ririn_AR
Manusia adalah
seonggok daging yang dibalut dengan tulang, dan tulang kemudian dibalut daging.
Begitulah kiranya unsur fisik yang ada dalam konsep manusia. Namun jika hanya
aspekfisik saja yang ada, maka sangat tidak mungkin manusia akan mampu berdiri
menopang tubuhnya dengan segenap nafasnya. Maka dari itu diperlukan aspek
nonfisik yang terdapat di dalam tubuh manusia, yaitu "Ruh" yang
memberi kehidupan bagi manusia. Dalam islam , konsep terjadinya manusia
tertuang dalam Q.S. Al-Mu'minun. Di sinilah dijelaskan bahwa proses kejadian
manusia berasal dari intisari tanah, lalu menjadi mani, dari mani menjadi
segumpal darah, dari segumpal darah menjadi segumpal daging yang dibalut tulang
dan tulang yang dibalut daging, lalu setelah mencapai 40 hari lamanya ditiupkan
ruh pada janin tersebut oleh Allah SWT. dan lahirlah menjadi makhluk, setelah
itu dimatikan oleh Allah SWT. kemudian pada hari kiamat dibangkitkan kembali
oleh Allah SWT. Seperti itulah sejarah manusia yang digambarkan dalam Al-Qur'an
al-Karim.
Dalam
pengajaran Biologi dan ilmu sejarah, di sekolah-sekolah misalnya, masih
dijumpai penggunaan teori "evolusi" Darwin sebagai basis analisis
mencari asal-usul manusia. Berangkat dari pandangan alam terhadap manusia yang
sangat sekuler dan materialistis, para ilmuan Barat menolak menggunakan Kitab
Suci sebagai sumber ilmu. Mereka lalu menolehke anggapan adanya sosok manusia
purba yang menjadi jembatan evolusi makhluk tertentu ke manusia. Cara pendidikn
sekuler seperti ini jelas mengabaikan konsep dasar Islam tentang manusia yang
meletakkan unsur "Ruh" sebagai faktor esensial pada manusia. Mereka
hanya menelusuri sejarah manusia dari unsur fisik manusia, yaitu unsur daging
dan tulang. Karena yang tersisa hanya tulang belulang, maka yang diteliti
sebenarnya adalah "sejarah tulang manusia" bukan "Sejarah
manusia".
Kemudian
diijelaskan juga dalam Al-Qur'an, fase sejarah manusia yang terpenting adalah
saat manusia berada di alam arwah dan membuat ikatan perjanjian dengan Allah
SWT. Sebagaimana dijelaskan dalam (7:172). Ketika itu, Allah bertanya kepada
para arwah, "Alastu birabbikum?"(Apakah aku Tuhanmu?) dan mereka
menjawab, "Qaaluu balaa syahidnaa"(Benar, kami menjadi saksi!). Jika
manusia tahu asal-usulnya yang sebenarnya, maka dia akan merindukan derajat
ma'rifatullah, dia rindu untuk selalu dekat dengan Allah. Inilah fase sejarah
yang penting untuk dipahami manusia, sehingga tujuan diciptakannya manusia
tercapai; manusia mengenal Allah dan bersemangat untuk beribadah kepada_Nya.
Sedangkan dari worldview sekular dan epistemologi, mereka menolak wahyu sebagai
sumber ilmu. Akibatnya lahirlah ilmu pengetahuan tentang sejarah manusia yang
merusak manusia itu sendiri. Mereka para ilmuan sekular menumpukkan pencarian
asal-usul alam semesta dan manusia semata-mata berdasarkan sumber
"indra" (positifisme) dan sumber akal (rasionalisme). Akibatnya,
pikiran, waktu, dan tenaga yang luar biasa besarnya bersifat rasional
spekulatif, dan tidak membawa dampak positif besar bagi kehidupan manusia,
dibandingkan dengan banyaknya umat manusia yang masih hidup dalam penderitaan.
Jadi,
demikianlah sekelumit mengenai sejarah manusia. Sebagai umat muslim, sudah
seharusnya kita berpegang teguh kepada kaidah-kaidah Islam yang berada dalam
Al-Qur'an dan Hadis Rasul. Betapa indahnya Islam, sehingga bukan saja Islam
mengatur kaitannya dengan Rabbul 'Arsy (:hubungan vertikal), tetapi Islam juga
mengatur perihal kehidupan manusia(:hubugan horizontal) begitupun juga
kaitannya dengan alam. Dalam Islam, kosep tersebut dikenal dengan hablum min
Allah, hablum min nas, hablum min 'alam. Ketiga unsur ini sangat berpengaruh
dalam peningkatan kualitas diri seorang manusia sebagai hamba Allah dan sebagai
khalifah. Atas dasar wahyu Allah, manusia sudah diberikan bekal segala
pengetahuan (alam semesta) yang sudah terkandung di dalam Al Qur'an Al Karim.
Tinggal bagaimana manusia itu sendiri mampu memberdayakan anugera (akal) yang
Allah berikan dalam rangka kesejahteraan umat manusia.
Berhati-hatilah
sahabat, jika kamu mempelajari beberapa konsep ilmu fersi Barat. Mempelajarinya
adalah bagus, namun menuangkannya ke dalam fersi Islam dengan berpegang teguh
pada kaidah-kaidah Islam jauh lebih bagus dan bermanfaat. Sehingga sampai saat
ini, banyak kalangan pemikir Islam yang mengislamisasikan berbagai konsep ilmu
yang berasal dari Barat. Hal ini dikarenakan adanya kekhawatiran dari berbagai
tokoh pemikir islam akan ketidaksadaran umat muslim yang mempelajarinya
kemudian ia yakin akan sesuatu yang dia pelajari dengan secara mentah-mentah ia
terima konsep tersebut dan lebih parahnya lagi jika kosep yang notabene berasal
dari Barat tersebut dijadikan landasan berpijak, padahal beberapa konsep
tersebut banyak yang menolak agama sebagai sumber ilmu dan tidak
mempertimbangkan moral dan akhlak si pemikir pembuat konsep ilmu tersebut. Maka
dengan demikian umat muslim tersebut telah murtad tanpa ia sadari, bahaya
sekali yah. Kemudian contoh yang terkait yaitu mengenai sesuatu hal sangat
urgen sekali menurut saya yaitu konsep "Sejarah manusia" sebagaimana
telah dijelaskan di atas.
Terimakasih telah meluangkan waktu sahabat untuk
membaca sejenak artikel ini, semoga bermanfaat,amiin.
Salam ukhwah admin^^
Salam ukhwah admin^^
*RAR*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mudah-mudahan bermanfaat